Peringati Hari Rabies Internasional, Distan Kabupaten Dairi Adakan Vaksinasi Massal

DAIRI – Hari Rabies Sedunia diawali dirayakan Jumat, 28 September 2018 untuk meningkatkan kesadaran tentang perlunya mengalahkan penyakit mengerikan ini.

Tanggal 28 September ditetapkan untuk mengenang kematian Louis Pasteur, ahli kimia dan mikrobiologi Perancis, yang mengembangkan vaksin rabies pertama.

Dalam rangka menyambut Hari Rabies Sedunia yang diperingati setiap tanggal 28 September untuk mengingatkan kita semua bahwa rabies masih merupakan masalah kesehatan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Kepala bidang perikanan dan peternakan dinas pertanian ketahanan pangan dan perikanan drh. Ermawaty Berutu bersama tim melakukan upaya vaksinasi massal secara gratis untuk pembebasan rabies, untuk menuju Indonesia bebas rabies 2030.

“Untuk mengingatkan kita semua bahwa rabies masih merupakan masalah kesehatan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, kami dari dinas pertanian kabupaten Dairi hari ini melakukan upaya vaksinasi massal secara gratis sekaligus meminta dan mengimbau kepada warga Dairi
menyebarkan informasi singkat tentang rabies”,kata Ermawaty, Senin (28/09/2020).

drh. Ermawati Berutu menyebut untuk sementara kegiatan dilakukan dengan mengunjungi beberapa kecamatan, seperti kecamatan Sidikalang di desa Bintang Marsada, dan Rabu direncanakan ke kecamatan silahi sabungan.

“Untuk yang di sekitaran kota Sidukalang, kami mengimbau agar membawa hewan peliharaan seperrti anjing, kucing dan kera ke dinas pertanian unit pusat kesehatan hewan” kata Ermawaty..

“Kami sangat memerlukan peran serta warga masyarakat kabupaten Dairi dalam menyebarkan informasi bahaya rabies untuk membantu menyelamatkan seseorang dari ancaman rabies” tambah Ermawaty.

Sementara itu, dilansir dari Tempo
Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia Wilayah DI Yogyakarta, Fx Wikan Indrarto mengatakan ada tiga cara utama untuk melindungi diri dari rabies.

“Yaitu mengurangi risiko gigitan binatang, perawatan hewan peliharaan, terakhir adalah vaksinasi untuk hewan dan manusia,” kata Wikan sebagaimna dilansir dari Tempo (28/09/2018).

Ada dua jenis vaksin rabies, yaitu Profilaksis Pra-Pajanan (PrPP), yaitu vaksinasi pencegahan sebelum paparan virus rabies, dan Profilaksis Pasca Pajanan (PEP), yaitu vaksinasi untuk menghentikan timbulnya rabies setelah terpapar virus.

PrPP adalah serangkaian vaksinasi pencegahan rabies yang biasanya diberikan kepada orang yang dianggap berisiko tinggi terpapar, misalnya petugas pengawas hewan, dokter hewan, atau orang yang tinggal di atau bepergian ke, daerah endemis rabies.

“Jika seseorang telah mendapatkan PrPP dan terkena rabies, tetap masih perlu PEP, tetapi dosis PEP berkurang.

Sebuah paket vaksin rabies secara lengkap, yaitu PrPP atau PEP, akan menginduksi kekebalan atau imunitas tubuh terhadap virus rabies selama bertahun-tahun,” katanya.

PEP adalah suatu program vaksinasi yang melindungi terhadap rabies, setelah terkena gigitan binatang. PEP terdiri dari suntikan imunoglobulin atau antibodi terhadap virus rabies ke dalam luka, dan serangkaian vaksinasi rabies lanjutan. Jumlah, dosis dan jadwal vaksin mungkin berbeda-beda.

“Tetapi pada umumnya 1 dosis pada setiap hari ke 0, 3, 7, 14 dan 28 setelah gigitan. Agar PEP efektif, haruslah mencakup keduanya, yaitu vaksinasi dan pengobatan imunoglobulin,” kata Wikan.

Pada orang yang telah menerima PEP, masih perlu hanya dua dosis tambahan vaksin, yaitu pada hari ke 0 dan 3 setelah paparan, dengan tidak perlu suntikan immunoglobulin.

Efek samping vaksinasi rabies serius sangat jarang terjadi dan risiko kematian akibat rabies, jauh lebih tinggi dibandingkan masalah efek samping vaksinasi.

“Momentum Hari Rabies Sedunia pada Jumat, 28 September 2018 tidak hanya untuk mengenang kematian Louis Pasteur, tetapi juga untuk mengeliminasi rabies pada tahun 2030. Rabies adalah penyakit paling mematikan di dunia dengan tingkat kematian 99,9 persen setelah gejala klinis muncul,” katanya.(sumber:tempo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *