ASAHAN – PT Inalum (PT Indonesia Asahan Aluminium) menilai program CSR (Corporate Social Responsibility) yang disalurkan pihaknya kepada para penenun Ulos Silalahi di Desa Silalahi 1, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi sudah sesuai dengan yang diharapkan, dalam mendukung pengembangan masyarakat dengan bantuan yang disalurkan.
Kepala Departemen CSR PT Inalum, Ismail Midi menyampaikan dengan aktivitas para penenun yang saat ini masih berlangsung, menjadi salah satu indikator bahwa bantuan CSR tersebut akan memberikan manfaat kepada masyarakat.
“Jika para penenun masih tetap beraktivitas dan berlanjut itu artinya masih sesuai dengan yang kita harapkan. Artinya jika bisa bertahan saja di kondisi yang sulit sekarang ini ini lantaran pandemi Covid-19 itu sudah bagus,” kata Ismail Midi, Senin (28/06/2020) sebagaimana dilansir dari media Dibaktinews.
Program eco-fashion yang menjadi salah satu inovasi dan terobosan yang dilakukan dalam program CSR yang dicetuskan oleh hasil kerjasama PT Inalum dengan Dekranasda Kabupaten Dairi bersama Yayasan Merdi Sihombing sebagai pihak ketiga, dengan penerapan bahan alami untuk pewarna benang tenun yang akan digunakan dalam pembuatan Ulos Silalahi menjadi salah satu nilai tambah dalam program CSR ini.
“Dimana penerapan pewarna alami ini menjadi salah satu komitmen bersama yang merupakan program ramah lingkungan yang salah satu fokus PT Inalum dalam memberikan program bantuan yang dikenal dengan program go-green. Point plus ini menjadi ketertarikan sendiri bagi PT Inalum, agar program CSR ini berkelanjutan,” terang Ismail Midi.
Terobosan lain dan inovasi yang dilakukan oleh Dekranasda dan juga Yayasan Merdi Sihombing yang telah memperkenalkan, serta mempromosikan hasil produk para penenun Ulos Silalahi ke event berskala nasional hingga ke luar negeri, menurut Ismail Midi sebuah hal positif yang memberikan dampak besar atas keberlangsungan program ini.
“Dengan promosi produk hasil tenun para penenun, tentu akan memberikan dampak positif dan dampak ekonomi yang nantinya akan memberi keuntungan tersendiri bagi para penenun yang ikut dalam program ini,” ujar Ismail.
Adapun hal yang perlu dipikirkan ke depan, dengan adanya program ini, Ismail berpendapat tinggal dilakukan lompatan kecil kedepan sebagai tahapan lanjutan, atas produk yang dihasilkan oleh para penenun Ulos Silalahi, berupa dukungan dari Pemerintah Daerah dalam menampung hasil karya para penenun Ulos Silalahi tersebut.
“Saya dengar, Pemkab akan menampung hasil karya para penenun untuk dijadikan seragam. Ini menjadi lompatan kecil ke depan untuk memotivasi para penenun agar semakin semangat memproduksi Ulos Silalahi,” ujar Ismail.
Lebih lanjut Ismail mengungkapkan, program CSR dari PT Inalum kepada para penenun di Silalahi bisa terus berlanjut, karena para penenun berada dan tinggal di sekitar pinggiran Danau Toba di mana lokasi ini menjadi salah satu tanggung jawab sosial perusahaan dalam melakukan pengembangan dan bantuan kepada masyarakat.
“Sepanjang masyarakat untuk lebih baik, Kami pasti mendukung, dan berharap tetap berlanjut. Apalagi Kabupaten Dairi tempat para Penenun tinggal merupakan daerah penopang dan urat nadi PT Inalum, serta berada dititik ‘A’ Danau Toba. Tujuh kabupaten/ kota yang berada di sekitar Danau Toba, akan tetap dibantu PT Inalum,” ujarnya.
Tujuh kabupaten/kota inilah yang menopang keberadaan PT Inalum. Jika ini berlanjut, para penenun tentu semakin mendapat keahlian dalam hal tenun Ulos dan pewarna alami. PT Inalum juga memiliki desa binaan Asahan yang sedang mempersiapkan desa batik.
“Jadi, tidak menutup kemungkinan para penenun di Silalahi nantinya bisa menjadi pendamping untuk melakukan pelatihan kepada para pembatik di sini, khususnya untuk pewarna alami bahan tenun yang telah diterapkan oleh para penenun Silalahisabungan,” tutupnya. (fjr)