Ada Keluhan dari Orang Tua, Panitia Tari Tortor ‘Cawan’ di Event Aquabike Beri Penjelasan

Penari tari cawan di even Aquabike World Championship 2023, guna pecahkan rekor MURI. (foto/ist)
Penari tari cawan di even Aquabike World Championship 2023, guna pecahkan rekor MURI. (foto/ist)

tigasisinews.id, DAIRI – Tari Tortor ‘Cawan’ yang dibawakan oleh 1.225 pelajar dari 129 Sekolah tingkat SD dan SMP yang ditampilkan guna memperkenalkan seni dan budaya lokal serta untuk memeriahkan event ‘Aquabike World Championship Lake Toba 2023’ di Tao Silalahi, Kecamatan Silahisabungan, Kamis (23/11/2023) menjadi bahan pembahasan yang ramai dibincangkan oleh para netizen serta masyarakat seputar Dairi.

Selain membahas keberhasilan dari para anak sekolah, pelajar tingkat SD dan SMP yang telah memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) sebagai Penari Tortor Cawan dengan jumlah Siswa terbanyak, perbincangan warga yang belakangan ini semakin ramai adalah terkait adanya keluhan dan kekecewaan beberapa orang tua dari peserta penari Tortor Cawan yang saat itu turut mendampingi anaknya tampil di acara itu. Insiden yang sempat mewarnai penampilan para anak-anak sekolah yang membawakan tarian kolosal itu; belakangan menjadi isu yang semakin berkembang di tengah masyarakat dan para netizen.

Terkait hal ini, salah satu pihak panitia penyelenggara acara event Aquabike untuk pelaksanaan di wilayah Kabupaten Dairi yakni Bima Surya Purba pun angkat bicara. Bima merupakan Pelaksana Teknis dan Pengarah Acara yang turut mengemas dan menampilkan Tarian Tortor ‘Cawan’ yang dibawakan oleh 1.225 pelajar tingkat SD dan SMP dari 129 Sekolah yang tersebar di 5 Kecamatan di Kabupaten Dairi.

Dirinya mengatakan pihaknya perlu meluruskan informasi kejadian yang sempat mewarnai gelaran event Aquabike saat penampilan Tarian Tortor Cawan yang dilaksanakan di Silalahi, Kabupaten Dairi. Terlebih dengan semakin banyaknya isu yang berkembang atas respon yang timbul dari warga Dairi yang saat ini ramai di beredar di media sosial. Sehingga, tidak terjadi multi tafsir dari warga Dairi khususnya warga netizen yang ramai memberikan komentar di berbagai platform media sosial khususnya warga netizen di seputar Kabupaten Dairi.

Bima pun merinci satu persatu respon warga netizen yang menjadi isu yang dianggap keliru atau yang justru jauh dari kenyataan sebenarnya yang terjadi di lapangan.

Diantaranya, terkait adanya informasi yang beredar yang menyebut-nyebut ada peserta penari Tortor Cawan tidak jadi tampil di kegiatan tersebut. Dan dalam hal ini Bima menjelaskan bahwa Tari Cawan tetap digelar, namun barisan penari tiba-tiba dan sempat terputus karena ada rombongan yang masuk ke dalam barisan penari, dan tarian mereka para anak-anak yang sedang tampil menjadi terhenti. Anak-anak penari yang terpisah barisan nya tersebut akhirnya ditampilkan kembali setelah balap Aquabike – Sesi 1 selesai digelar oleh pihak penyelenggara lomba.

Sehingga tarian tortor Cawan, digelar dua kali atau diulang agar semua anak-anak pelajar yang merupakan peserta Tarian Tortor Cawan khususnya yang sempat terhenti menari bisa tampil kembali, khususnya mereka para penari yang berada di formasi paling ujung yang sempat terpisah dari barisan dan berhenti menari akibat masuknya beberapa mobil dan rombongan saat tarian sedang berlangsung. Kebetulan barisan atau formasi dari tarian kolosal Tortor Cawan yang berjumlah mencapai 1225 anak pelajar menggunakan badan jalan perlintasan kendaraan sepanjang 800 meter dari panggung utama.

Dan terkait penggunaan badan jalan untuk menampung barisan formasi dari penari Tortor Cawan yang berjumlah ribuan, dijelaskan Bima justru panjang formasinya sudah dikurangi dari yang tadinya 950-an meter menggunakan badan jalan menjadi 750-an meter karena pihaknya sudah memprediksi, penggunaan badan jalan akan padat dan sesak pada hari-H saat para penari tampil di acara puncak Event Aquabike untuk perhelatan Piala Dairi yang digelar di Tao Silalahi, Kabupaten Dairi.

Terlebih akses jalan menuju panggung utama yang berlokasi di Dermaga Pantai Wisata Silalahi, tepat ribuan anak pelajar tampil menari Tor Tor Cawan yang secara bersamaan dimana badan jalan yang digunakan sebagai satu-satunya akses jalan untuk keluar-masuk kendaraan ‘shuttle bus’ yang mengantar dan menjemput pengunjung/ penonton dan para tamu serta undangan dari kantong-kantong parkiran ke lokasi acara balapan Jetski termasuk kendaraan para tamu VVIP yang hendak menuju area panggung utama tempat acara berlangsung, saat acara sedang berlangsung. Sehingga pihaknya sudah menyiapkan kantong-kantong titik kumpul para peserta tari di bahu-bahu jalan yang akan digunakan saat nantinya mendapat giliran tampil.

“Peserta tari yang berjumlah 1.225 pelajar dari 129 Sekolah tingkat SD dan SMP akhirnya bisa ditampilkan ulang kembali. Karena penampilan Tari Tortor Cawan yang turut ditampilkan di event Aqubike Dairi masuk dalam catatan Rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) sebagai Pagelaran Tari Tor Tor Cawan oleh Siswa Terbanyak. Yang mana catatan rekor baru ini dipantau langsung oleh Tim MURI, hingga berhasil memecahkan rekor sebelumnya yang pernah ada dengan jumlah sekitar 1.000 pelajar,” terang Bima.

Kemudian, terkait kesiapan panitia menampilkan tarian kolosal Tortor Cawan yang juga dipertanyakan, Bima juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah sangat siap dengan melihat hasil dari gladi resik (GR) atau simulasi yang sukses dan lancar dilakukan pada hari sebelumnya, Rabu (22/11/2023) dari pagi pukul 10:00 WIB hingga siang hari pukul 14:00 WIB.

“Hasil gladi resik atau simulasi, dari segi jadwal dan teknis pelaksanaan Tari Tortor Cawan sudah sukses dan berjalan baik. Makanya saya sampaikan panitia dan peserta Tari Tortor Cawan sangat siap. Terlebih anak didik atau pelajar yang menjadi peserta dalam tarian kolosal itu sangat terkoordinir, karena masing-masing peserta tari dibawah tanggungjawab guru pendamping dari sekolah masing-masing yang melibatkan sekitar 129 sekolah. dan para guru-guru pendamping dari masing-masing sekolah hanya mendampingi sekitar 9 murid yang menjadi utusan setiap sekolah sehingga saat simulasi atau gladi resik digelar pelaksanaannya sangat lancar.” ungkap Bima.

Lalu, Bima kemudian menerangkan jika keluhan atau rasa kecewa dari orang tua yang turut hadir saat menyaksikan penampilan anaknya, khususnya penari di barisan formasi tarian yang barisan sempat terpisah hingga berhenti melanjutkan tariannya setelah adanya insiden masuknya masuknya beberapa mobil dan rombongan tidak terlepas dari adanya perubahan jadwal yang secara mendadak terjadi, terkait waktu penyelenggaraan seri balap lomba jetski pada Hari – H digelarnya lomba.

Namun menurut Bima kejadian itu bisa langsung diantisipasi pada saat itu juga. Akibat koordinasi yang baik antara panitia dari tuan rumah dengan pihak pelaksana seri kejuaraan jetski di seluruh dunia dalam hal ini Union International Mitonautique (UIM) bersama dengan pihak H20 serta mendapat dukungan penuh dari pihak penyelenggara event Aquabike dalam hal ini tim dari Injourney hingga tarian Tor Tor Cawan bisa diulang.

“Dan secara teknis pelaksanaan event dari Tari Tortor Cawan sebagai event pendamping dari event utama yakni event Aquabike yang jadwal pelaksanaannya menyesuaikan waktu dari event kejuaraan dunia tersebut, termasuk berbagai event pendamping lainnya seperti penampilan berbagai band bintang tamu, jadwalnya juga menyesuaikan seri lomba balap jetski Aquabike, karena pelaksanaanya digelar secara paralel,” terang Bima.

Diakhir penjelasanya, Bima menyampaikan bahwa podium juara dunia perhelatan Aquabike yang terbilang sakral bagi setiap pembalam dalam berbagai event tanpa disadari dipersembahkan kepada adik-adik peserta tari Tortor Cawan, karena di podium yang sama jugalah digelar rangkaian puncak dari Festival Perlombaan Tari Tortor Cawan antar Sekolah tingkat SD dan SMP se-Dairi yakni pengumuman juara dalam lomba yang sebelumnya telah dilaksanakan.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Dairi Rahmat Syah Munthe juga membenarkan bahwa adanya keluhan atau rasa kecewa dari beberapa orang tua penari cawan saat gelaran Aquabike Jetski World Championship di Tao Silalahi disebabkan adanya perubahan jadwal secara mendadak dari pihak penyelenggara seri lomba kejuaraan dunia yang saat itu dilangsungkan secara live.

Sebelumnya di rundown acara yang sudah disepakati, tortor Cawan akan dilaksanakan pada pukul 11.30 WIB, setelah race pertama lomba jetski digelar.

“Namun mendadak penyelenggara seri balap jetski memutuskan restart jam 12.15 WIB, karena race pertama terjadi pengulangan atau dibatalkan.” terang Rahmat.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Dairi Jonni Waslin Purba yang mengkoordinir siswa penari cawan ini mengatakan, saat kejadian mendadak tersebut, pihaknya sudah menyampaikan permintaan maaf kepada para guru pendamping dan kepala sekolah atas ketidaknyamanan dan ketidakpuasan siswa dan orang tua siswa. Jonni mengatakan pihaknya sudah berusaha maksimal memberikan dan mengatur yang terbaik di acara ini.

Itu sebabnya, kata Jonni, karena kejadian itu pihaknya segera mengantisipasi dengan melakukan kembali tari cawan yang kedua sehingga semua siswa yang sebelumnya tidak ikut, menjadi bisa ikut

 

reporter : Iwan
editor : Ndoss

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *